Pemprov Sultra Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadhan

HaluoleoNews.ID, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang rutin diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) setiap minggu. Rakor ini dilaksanakan secara virtual melalui platform Zoom Meeting dan bertempat di Ruang Rapat Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Senin (10/2/2025).

Rakor dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri, Tomsi Tohir, serta menghadirkan narasumber dari berbagai kementerian dan lembaga terkait, antara lain Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono.

Perwakilan Pemprov Sultra yang hadir dalam rakor ini antara lain dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Pusat Statistik (BPS), Balai Karantina, Biro Perekonomian, Dinas Ketahanan Pangan, serta instansi terkait lainnya.

Antisipasi Kenaikan Harga Menjelang Bulan Suci Ramadan

Dalam rakor tersebut, Plt. Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir menekankan pentingnya langkah-langkah konkret dalam menghadapi potensi kenaikan harga menjelang bulan suci Ramadan, yang diperkirakan akan dimulai pada 1 Maret 2025.

“Dalam rangka menghadapi bulan suci Ramadan yang kurang lebih tinggal dua minggu lagi, kita perlu melakukan konsolidasi lebih lanjut, terutama bagi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta kementerian dan lembaga terkait. Kita harus mulai menghitung dan mempersiapkan stok kebutuhan pokok, distribusi angkutan, serta faktor lainnya hingga Hari Raya Idulfitri. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, kami berharap ada langkah-langkah konkret dengan membaca situasi terkini, khususnya kepada TPID agar lebih serius dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kenaikan harga tersebut,” ujar Tomsi Tohir

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti dalam laporannya menyampaikan bahwa pada Januari 2025 terjadi deflasi secara month-to-month (m-t-m) sebesar 0,76%. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang deflasi terbesar dengan andil sebesar 1,44%.

Sebaliknya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,56%.

Pada minggu pertama Februari 2025, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, antara lain:

Cabai merah naik 7,23% dibanding Januari 2025.
Minyakita naik 0,41% dibanding Januari 2025.
Gula pasir naik 0,89% dibanding Januari 2025.

Sementara itu, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, di antaranya:

Cabai rawit turun 4,35% dibanding Januari 2025.
Bawang putih turun 7,96% dibanding Januari 2025.
Bawang merah turun 7,96% dibanding Januari 2025.
Telur ayam ras turun 2,56% dibanding Januari 2025.

Berdasarkan data Indeks Perkembangan Harga (IPH), Kabupaten Bombana di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan IPH sebesar 3,96%, menjadikannya salah satu dari 10 kabupaten/kota dengan kenaikan IPH tertinggi di luar Pulau Jawa dan Sumatera.

Menurut data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendagri, komoditas penyumbang utama kenaikan IPH terbesar di 10 wilayah tersebut didominasi oleh cabai rawit dan cabai merah.

Dengan kondisi ini, pemerintah daerah diharapkan terus melakukan pemantauan serta pengendalian inflasi yang lebih efektif guna menjaga stabilitas harga menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2025. (Red)

Follow Publikasi Kami di Google News: Klik Haluoleo News    

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *