Rektor UHO Kembali Mengutamakan agar Program Kerja Setiap Unit Diarahkan Mencapai 8 Indikator

HaluoleoNews.ID, KENDARI- Hari kedua Rapat Kerja (Raker) Universitas Halu Oleo (UHO). Rektor UHO, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc kembali menitikberatkan agar Program Kerja masing- masing unit diarahkan untuk mencapai 8 indikator yang telah ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), pada Rabu (25/1/2023).

Rujukannya telah tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendikbud) No. 3/M/2021 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Selain itu, peserta Raker juga diminta untuk tetap memperhatikan IKU Internal UHO. IKU tersebut adalah upaya untuk mencapai Visi dan Misi serta meningkatkan daya saing universitas di tingkat nasional maupun internasional. Oleh karena itu, pemahaman atas IKU menjadi sesuatu yang dianggap penting.

Salah satu sesi Raker di hari kedua tersebut mengagendakan penyatuan persepsi terkait delapan IKU agar terjadi kesamaan interpretasi dan penjabarannya.

Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) UHO, La Ode Santiaji Bande yang menjadi pembicara menyajikan kedelapan indikator tadi menjadi tiga kelompok sasaran kualitas yang melingkupi: lulusan, dosen, dan kurikulum. Masing-masing kelompok ini bermuara pada sejumlah IKU.

Pertama, meningkatnya kualitas lulusan Pendidikan Tinggi yang menyasar IKU 1 (Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak) dan IKU 2 (Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus). Kedua, meningkatnya kualitas dosen Pendidikan Tinggi yang membidik IKU 3 (Dosen Berkegiatan di Luar Kampus), IKU 4 (Praktisi Mengajar di Dalam Kampus), dan IKU 5 (Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat).

Serta ketiga, meningkatnya kualitas kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Tinggi yang mengarah kepada IKU 6 (Program Studi Bekerja Sama dengan Mitra Kelas Dunia), IKU 7 (Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif), dan IKU 8 (Program Studi Berstandar Internasional).

Pengkategorian sasaran akan memudahkan peserta Raker untuk lebih fokus dalam melihat indikator dan mengaktualisasikannya. Paparan ini juga menawarkan sejumlah contoh yang aplikatif yang disertai kriterianya. Misalnya untuk IKU 1, kesiapan kerja lulusan dapat dilihat dari lama lulusan (waktu tunggu) mendapat pekerjaan, diterima untuk melanjutkan studi di dalam atau luar negeri, serta saat mereka mulai berwiraswasta.

Untuk kategori mendapat pekerjaan, kriterianya waktu tunggu lulusan kurang dari enam bulan setelah terbitnya ijazah dan mereka mendapatkan penghasilan lebih dari 1,2 kali Upah Minimum Regional (UMR). Dapat pula kriterianya dilihat dari lulusan sudah berpenghasilan lebih dari 1,2 kali UMR sebelum lulus, bekerja paruh waktu atau magang di perusahaan. Jika melakukan simulasi, dengan UMR Sulawesi Tenggara tahun 2023 sebesar Rp. 2.758.984,54 artinya patokan pendapatan lulusan berkisar di atas Rp 3.311.000,-

Dalam penyampaiannya, La Ode Santiaji antara lain menunjukkan contoh program kerja IKU 1 yang mungkin dapat diterapkan, misalnya dengan menyediakan sarana prasarana pembelajaran, laboratorium, revisi kurikulum, serta melakukan analisis ketercapaian CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) Program Studi. Selain itu, lulusan dapat pula memberikan kepada lulusan, beasiswa atau keringanan uang kuliah tunggal (UKT) ke jenjang studi S2; membekali dengan pengetahuan dasar tentang wirausaha; serta memberikan bantuan pendaftaran Hak Cipta atau Hak Merek Dagang untuk produk/jasa mereka.***

 

Sumber: https://uho.ac.id/tiga-sasaran-untuk-delapan-iku-universitas/

Follow Publikasi Kami di Google News: Klik Haluoleo News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *