UHO Berdayakan Perempuan Pesisir Bungkutoko Lewat Pelatihan Olahan Ikan Inovatif “Abon LaPesisir”

HaluoleoNew.ID, KENDARI- Universitas Halu Oleo (UHO) kembali melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat melalui skema BiMA (Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat), dengan fokus pada pemberdayaan kelompok perempuan pesisir di Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Nambo, Kota Kendari.

Program ini mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir melalui Pengembangan Produk Olahan Ikan Inovatif Berbasis Potensi Lokal”. Selama dua bulan pelaksanaan, tim dosen dan mahasiswa UHO memberikan pelatihan intensif kepada kelompok Sekolah Ibu Pesisir, yang beranggotakan 15 ibu rumah tangga istri nelayan.

Mereka (istri nelayan) dibekali keterampilan dalam mengolah ikan lokal menjadi produk bernilai tambah, seperti abon ikan, bakso ikan, nugget ikan, hingga kerupuk ikan. Program ini dirancang sebagai solusi dari ketergantungan masyarakat terhadap penjualan ikan segar, yang nilainya fluktuatif dan tidak stabil.

Penyerahan peralatan dapur kepada kelompok ibu-ibu pesisir sebagai dukungan untuk pengembangan produksi abon, menandai komitmen Tim Pengabdian UHO dalam meningkatkan kapasitas usaha olahan hasil perikanan.

Ketua tim pelaksana, Dr. Jafriati, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kemandirian ekonomi rumah tangga nelayan. “Potensi ikan di Bungkutoko sangat besar, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui inovasi pengolahan, produk ikan dapat memiliki masa simpan lebih panjang, nilai jual lebih tinggi, dan peluang pasar yang lebih luas,” ucapnya.

Selain pelatihan teknis, katanya, program ini juga memberikan edukasi gizi mengenai manfaat konsumsi ikan serta teknik pengolahan yang tetap menjaga kandungan protein dan omega-3. Tim dosen dan mahasiswa turut memperkenalkan penggunaan teknologi tepat guna, seperti mesin pengaduk abon, vacuum sealer, dan kemasan standing pouchmodern untuk produk “Abon LaPesisir”.

Salah satu bahan yang akan digunakan dalam proses produksi abon. Produk abon dirancang hadir dalam empat varian rasa: original, pedas, bawang, dan tambahan perasan jeruk untuk cita rasa yang lebih segar.

Di sisi pemasaran, bebernya, peserta dilatih memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok dan WhatsApp Business untuk memperluas jaringan distribusi. Melalui strategi branding dan pembuatan konten digital, kelompok mitra didorong untuk memasuki pasar modern dan memaksimalkan potensi pemasaran daring.

Lebih jauh, Kelompok Sekolah Ibu Pesisir menyambut antusias kegiatan ini. Mereka menilai program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga membuka peluang usaha rumahan baru yang dapat menambah pendapatan keluarga. Sebanyak 80% peserta menyatakan minat pada pengolahan hasil laut, dan 70% antusias belajar pemasaran digital, angka yang menunjukkan tingginya motivasi perempuan pesisir untuk berperan dalam ekonomi kreatif.

Intervensi ini dirancang berdasarkan hasil riset tim pengusul yang menunjukkan bahwa pelatihan pengolahan ikan dan penguatan peran perempuan dapat meningkatkan pendapatan keluarga nelayan hingga 30–50 persen. Studi gizi tim juga membuktikan bahwa abon ikan tetap mempertahankan nutrisi penting, sehingga layak menjadi alternatif pangan bergizi bagi keluarga pesisir.

Produk abon hasil kolaborasi Tim Pengabdian UHO bersama masyarakat pesisir, menampilkan variasi olahan berbasis potensi lokal yang siap dikembangkan sebagai produk unggulan bernilai ekonomi.

Selama masa pendampingan 1–2 bulan, tim menargetkan mitra menghasilkan minimal 50 produk abon ikan siap jual. Pendampingan dilakukan secara langsung dan daring, dengan pemantauan kualitas produk, proses produksi, dan pemasaran.

Ia menuturkan, program ini tidak berhenti pada pelatihan saja. UHO turut mempersiapkan keberlanjutan kegiatan dengan membentuk mentor lokal dari anggota yang sudah terlatih, menyerahkan modul pelatihan, video edukasi, dan materi digital kepada mitra, membantu membangun identitas produk lokal “Abon LaPesisir” sebagai ikon usaha perempuan pesisir, dan mendorong pemasaran melalui media sosial dan platform e-commerce.

“Melalui pendekatan ini, UHO berharap program dapat berdampak jangka panjang dalam meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan pesisir sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal,” ungkapnya.

Proses pembuatan abon oleh ibu-ibu pesisir, dilakukan dengan penuh ketelitian mulai dari pengolahan bahan hingga pengeringan, sebagai bagian dari pelatihan peningkatan keterampilan olahan hasil perikanan.

Program pemberdayaan ini memperkuat komitmen UHO dalam mendukung SDGs, Asta Cita Pemerintah, IKU Perguruan Tinggi, dan agenda RIRN bidang pangan melalui penguatan ekonomi masyarakat pesisir berbasis potensi lokal. Dengan adanya “Abon LaPesisir”, perempuan pesisir Bungkutoko kini memiliki peluang lebih besar untuk berkembang sebagai pelaku usaha kreatif dan pendukung ekonomi keluarga.

Diketahui, Program ini dilaksanakan oleh tim pengabdian UHO yang terdiri dari Dr. Jafriati, S.Si., M.Si; dan anggota Syefira Salsabila, S.Gz., M.K.M; Arie Toursino Hadi, S.Hum., M.Hum; serta mahasiswa Nabil Al Mahmud; Putri Awalnda Pratiwi. (red)

Follow Publikasi Kami di Google News: Klik Haluoleo News    

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *