UMKendari Bina Petani Tambak di Kawasan Tambang Nikel melalui Program Transformasi Teknologi dan Inovasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

HaluoleoNews.ID, KENDARI- Universitas Muhammadiyah Kendari (UMKendari) kembali memperkuat perannya dalam pembangunan daerah melalui Program Transformasi Teknologi dan Inovasi (PTTI), sebuah program unggulan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Program ini diarahkan untuk membantu masyarakat mengatasi persoalan yang muncul akibat perubahan sosial dan ekonomi di wilayah lingkar industri.

Desa Ulu Lalimbue, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe dipilih sebagai lokasi sasaran. Di desa tersebut, para pembudidaya tambak bandeng tengah menghadapi tantangan akibat perubahan lingkungan dan tekanan ekonomi yang muncul dari aktivitas pertambangan nikel di sekitarnya. Program PTTI diharapkan menjadi intervensi strategis yang mampu memperbaiki sistem budidaya dan meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat.

Tim pengabdian UMKendari dipimpin oleh Dr. Ahmad Muhlis Nuryadi, S.Pi., M.Si., bersama Dr. Fajriah, S.Pi., M.Si., dan Alfiah Fajriani, S.T., M.Si. Melalui program ini, mereka mengembangkan tiga inovasi utama: budidaya tambak organik, teknologi Internet of Things (IoT) untuk pemantauan kualitas air, serta metode pengolahan hasil perikanan menggunakan asap cair.

Ahmad Muhlis menjelaskan bahwa selama dua bulan pelaksanaan, tim bersama masyarakat banyak melakukan pembenahan dalam tata kelola budidaya tambak. “Mungkin belum semua persoalan bisa dituntaskan, tetapi program ini setidaknya memperbaiki sistem budidaya menjadi lebih aman, murah, berkelanjutan, dan menguntungkan,” ujarnya.

Selain pendampingan teknis, tim juga memberikan motivasi usaha, pelatihan manajemen, serta bantuan bibit dan peralatan dasar yang diperlukan pembudidaya.

“Harapannya, tahapan awal pemeliharaan lebih teratur dan bisa dijalankan secara mandiri. Setelah ini, kami tetap berkolaborasi hingga seluruh rangkaian kegiatan selesai, termasuk implementasi IoT Smart Sensor Monitoring untuk pengukuran kualitas air tambak,” kata Ahmad Muhlis.

Dr. Fajriah, pemilik hak paten teknologi IoT tersebut, menambahkan bahwa alat tersebut memberi manfaat besar bagi petani tambak.

“Insya Allah alat ini sangat membantu dalam mengontrol kualitas air, merencanakan usaha, dan mengambil tindakan cepat jika terjadi perubahan yang dapat membahayakan ikan. Data disajikan akurat dan real time melalui smartphone,” jelasnya.

Program ini melibatkan dua kelompok mitra, yaitu Pokdakan Tunas Harapan dan Kelompok Dasawisma Srikandi. Ketua Pokdakan, La Ode Sumaida, mengapresiasi pendampingan UMKendari.

“Kami sangat berterima kasih kepada UMKendari, khususnya tim pelaksana, atas pembinaan dan bimbingan yang diberikan. Semoga program ini membawa perubahan dan keberhasilan bagi usaha budidaya bandeng yang kami jalankan. Terima kasih juga kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi,” ucapnya.(red)

Follow Publikasi Kami di Google News: Klik Haluoleo News    

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *