Unsultra Bersama Pemerintah Gelar Diskusi Waspada dan Tanggap Bencana Hidrometeorologi

HaluoleoNews.ID, KENDARI-  Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) mengajak Pemerintah Provinsi maupun kabupaten/kota untuk tanggap terhadap bencana yang akan terjadi di musim hujan dengan menggelar seminar Waspada Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan yang dilaksanakan secara offline di Gedung WTC Unsultra dan secara virtual, Rabu (10/1).

Dalam seminar tersebut Unsultra bekerjsama dengan para pihak sekaligus menjadi narasumber yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), BMKG dan Stasiun Klimatologi Sultra, Dinas Lingkungan Hidup Sultra.

Kemudian, Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI) Sultra dengan melibatkan dinas terkait khususnya Pemerintah Kota Kendari, Kecamatan dan lurah yang terdekat, anggota Perhimpi, Mahasiswa Pencipta Alam (Mapala) dan Mahasiswa KKN Unsultra angkatan 47 baik hadir secara di WTC dan juga join secara virtual .

Sekretaris Kota (Sekot) Kendari, Ridwansyah Taridala yang mewakili Pj Walikota Kendari dalam sambutan saat membuka cara memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada Rektor dan seluruh jajaran sivitas akademika Unsultra yang telah menyelenggarakan kegiatan seminar tersebut.

Hasil seminar itu akan menjadi referensi pemerintah khususnya pemerintah Kota Kendari dalam mengatasi bencana pada musim hujan ini.

Lanjutnya, pada seminar tersebut juga melibatkan para ada mahasiswa KKN Unsultra, ini sangat bagus karena pihaknya mengiginkan agar mahasiswa bisa mengimplementasikannya dalam programnya serta mengedukasi masyarakat agar waspada terhada bencana hidrometeorologi.

Tentu pemerintah Kota Kendari mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan kerena semua pihak mempunyai tanggung jawab yang sama.

“Saat ini pemerintah kota dalam menangani bencana sudah dilakukan sejak tahun 2023, saat ini ada banyak teman-teman yang ada di lapangan melakukan penanganan pohon-pohon yang beresiko menimbulkan masalah. Selain itu, ada beberapa titik  penyebab banjir itu kita bongkar agar bisa mengatasi banjir,” tuturnya.

Rektor Unsultra yang juga Ketua PERHIMPI Sultra Prof Dr Ir H Andi Bahrun mengatakan bahwa kegiatan seperti ini sering setiap tahunnya selalu dilaksanakan.

Disebutkan, bencana mengintai sepanjang tahun dan fenomen El Nino dan La Nina silih berganti terjadi sehingga perlu adaptasi dan mitigasi yang tepat. Kegagalan dalam melakukan adaptasi dan mitigasi, maka peluang besar terjadi bencana, iklim ekstrim, krisis air, krisis pangan, dan sebagainya.

Kegiatan Seminar ini dilaksanakan untuk mempertemukan antara BMKG dan BPBD termasuk Dinas Lingkungan Sultra serat para pihak dengan harapan para narasumber memberikan informasi dan pengalaman yang mereka miliki serta berbagai strategi, kebijakan  dan inovasi terkait adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim khususnya terkait bencana hidrometeorologi.

Kemudian pihak kampus khususnya Unsultra juga memberikan informasi, gagasan, ide dan pemikiran terutama hasil-hasil penelitian yang dilakukan terutama terkait dengan bencana banjir di kota Kendari.

Selanjutnya kepada Mahasiswa sebagai peserta yang sedang melaksanakan KKN agar dapat melaksakan program kegiatan yang terkait startegi adaptasi dan mitigasi bencana di lapangan bersama Masyarakat.

Ini adalah momentum bagi mahasiswa sebagai agen Pembangunan dan calon pemimpin untuk menunjukkan peran dan dedikasi untuk daerah dan negeri.

Saat Ridwansyah Taridala membawakan materi dikegiatan seminar waspada bencana hidrometeorologi di musim penghujan.

“Waspada bencana ini bukanlah pekerjaan pokok kampus tetapi kegiatan sengaja kita kemas supaya Perguruan Tinggi juga perlu peduli dengan hal seperti ini, tentu kami harus peduli dengan berbagai isu-isu daerah, nasional dan global untuk membantu memajukan daerah dan negara kita,” ujarnya.

Menurut hasil studi sebenarnya saluran drainase di kota saat ini tersedia cukup, tetapi masalahnya salurannya  terisi sampah dan sedimen sehingga tidak cukup lagi menampung air sehingga jika intensitas hujan tinggi dan lama bisa meluap dan bisa menyebabkan banjir.

Tentu hal ini semakin besar peluang terjadi banjir karena kurang adanya sumur sumur resapan, biopori dan lain sebagainya sehingga aliran di permukaan menjadi tinggi dan tidak masuk di ke dalam tanah.

Lanjutnya, olehnya itu, dalam kegiatan itu, pihaknya menghadirkan mahasiswa KKN mereka bisa mendapatkan informasi dan ilmu terkait penanganan bencana terkait mitigasi dan adaptasi yang bisa diimplementasikan di tempat mereka KKN. Selain itu, dilibatkan juga komunitas Mapala untuk mengajak generasi muda peduli akan lingkungan.

“Saat seminar saya menawarkan perlunya Retensi Mini yang kembangkan secara melingkar, tetapi itu harus dikaji secara baik agar bisa ditentukan dimana titik yang harus tepat untuk dilakukan. Hasil studi dosen Fakultas Tehnik Unsultra tentang Daerah Rawan Banjir Kota Kendari memberikan rekomendasi antara lain perlu dilakukan normalisasi  saluran drainase, penyusunan rencana induk penanggulangan  banjir kota Kendari (Blue Print)  dengan sistem jaringan draenasi yang terintegrasi, peningkatan kesadaran dan kepedulian para pihak khususnya masyarakat,  regulasi dan perlunya kolaborasi semua pihak khusus Pemerintah Kota dan Perguruan Tinggi, ” ungkap Andi Bahrun.

“Seminar hari ini banyak informasi, startegi adaptasi dan mitigasi terkait bencana yang disampaikan oleh para narasumber. Unsultra  terus berupaya untuk selalu peduli dengan berbagai isu yang ada. Hari ini kita berbicara soal waspada bencana mungkin berikutnya kita akan berbicara soal stunting dan inflasi sehingga kegiatan seperti ini bisa memperkaya informasi, pengetahuan, pengalaman serta bisa memperkaya materi pembelajaran terutama juga bisa untuk memperbaiki kurikulum serta bisa bahan dan informasi untuk kegiatan research dan pengabdian masyarakat,” pungkasnya. (red)

Follow Publikasi Kami di Google News: Klik Haluoleo News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *