HaluoleoNews.ID, KENDARI- Dosen Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian (FP) Universitas Halu Oleo (UHO) yang tergabung dalam Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) menyelenggarakan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengendalian Penyakit Diplodia Ramah Lingkungan, bertempat di Desa Tanea Kec. Konda, Kab. Konawe Selatan (Konsel), Sabtu (27/5/2023).
Kegiatan PKM Internal FP UHO di ketuai oleh Vit Neru Satrah, S.P., M.P., yang beranggotakan Ir. Mariadi, M.S; Darsilan Dima, S.P., M.Si; Edy Sah Mihrad, S.P., M.Si; Ld. Aldi dan Pebi Angguni Nur.
Ketua Tim PKMI FP UHO, Vit Neru Satrah, S.P., M.P mengatakan, bahwa pemilihan Desa Tanea sebagai lokus pelaksanaan kegiatan PKMI ini didasarkan atas keluhan petani akibat infeksi penyakit kanker diplodia pada tanaman jeruk mereka. Penyakit kanker batang Diplodia disebabkan oleh patogen Botryopdiplodia theobromae.
“Ada dua tipe gejalanya yaitu diplodia basah dengan mengeluarkan cairan seperti busa berwarna putih dan diplodia kering tanpa mengeluarkan cairan. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan karena berdampak pada penurunan produksi jeruk di desa ini,” ujarnya, Selasa (30/5).

Olehnya itu, Bersama tim memberikan bimbingan teknis pengendalian penyakit tersebut secara ramah lingkungan menggunakan Pestisida Nabati.
Anggota Tim PKMI FP UHO, Ir. Mariadi, M.S menambahkan, bahwa pestisida nabati ini berasal dari limbah kulit biji mete (Anacardium occidentale L.), diketahui memiliki kandungan senyawa yang dapat mengendalikan, menghambat, atau mematikan organisme penganggu tanaman.
“Mahasiswa kami sudah melakukan penelitian dan hasilnya dapat menyembuhkan tanaman jeruk sampai 97,92% dari penyakit Diplodia,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Harapan Makmur, M. Safari sangat antusias dan mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh dosen Jurusan Proteksi Tanaman FP UHO. Ia berharap kegiatan ini menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh petani selama ini.
“Kami tentunya berterima kasih kepada Tim Dosen Jurusan Proteksi Tanaman FP UHO telah memilih desa kami sebagai lokus kegiatan PKMI ini. Memang permasalahan yang dihadapi petani jeruk disini, adalah ada penyakit diplodia dan hari ini kami mendapat solusinya” pungkasnya. (red)