HaluoleoNews.ID, KOLAKA- Keterbatasan informasi mengenai perubahan kondisi kualitas air para pembudiaya udang yang tergabung dalam Koperasi Tambak Berkah Tobua di Kabupaten Kolaka.
Menjadi salah satu faktor pendorong sering terjadinya kematian udang secara massal yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan pendapatan usaha.
Beranjak dari itu, Tim kosabangsa Universitas muhammadiyah (UM) kendari berkolaborasi dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui kerjasama program Kosabangsa oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) 2023.
Ketua Tim Pendamping (UAD), Prof. Dr. Dwi Sulisworo, MT mengungkapkan, bahwa informasi mengenai kondisi suhu air, kandungan oksigen terlarut, pH dan salinitas air serta parameter kualitas air lainya secara rill time akan sangat membantu pembudidaya udang.
Sambung Prof Dwi Sulisworo, untuk melakukan langkah antisipasi terhadap penurunan parameter kualitas air tambak.
“Universitas Ahmad Dahlan(UAD) dan Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari melaksanakan Pelatihan Pemanfaatan dan Pemasangan Teknologi Internet of Things (IoT) Smart Water Monitoring pada tambak udang mitra,” ujarnya, Senin (11/12/2023).
Beber Prof Dwi Sulisworo, teknologi ini (IoT) pada prinsipnya akan memonitoring kondisi air tambak secara rill time yang kemudian akan ditampilkan pada aplikasi smartphone.
Sehingga, mitra dapat menentukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga kestabilian standart kualitas air budidaya udang.
Ketua Tim Pelaksana Program Kosabangsa 2023, Dr. Ahmad Muhlis Nuryadi, S.Pi., M.Si menambahkan, bahwa selama pelaksanaan kegiatan ini, pihaknya akan melakukan monitoring dan evaluasi bersama mitra.
“Monitoring dan evaluasi yang dilakukan, yakni terkait pemanfaatan alat IoT dan potensi pengembangannya kedepan,” pungkasnya yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor (WR) I UM Kendari.
Sementara itu, Mitra Program Kosabangsa 2023, Zakariah mengucapkan terimakasih kepada UM Kendari dan UAD dalam penerapan IoT smart water monitoring bagi petambak udang.
Dengan adanya alat tersebut kata Zakariah, dirinya selaku pembudidaya udang merasa sangat terbantu dalam melakukan proses monitoring kondisi perairan.
“Sehingga potensi kematian udang secara massal dapat kami hindari,” pungkas Zakariah.
Reporter :Filna
Editor : La Ode Hamid