HaluoleoNews.ID, KENDARI- Politeknik Tridaya virtu Morosi (PTVM) menggelar Studium General atau Kuliah Umum. Hadirkan dua pemateri kompeten, yakni Rektor Universitas Halu Oleo (UHO), Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc (Potensi dan kontribusi alumni Perguruan Tinggi Vokasi dalam dunia Industri) dan Direktur Politenik Manufaktur (Polman) Bandung, Mohammad Nurdin S.T, M.AB (Kepoliteknikan Secara Subtantif), sejak 24- 25 November 2023.
Dalam sambutanya, Direktur Politeknik Tridaya Virtu Morosi, Dr. Ing. Yuliadi Erdani M.Sc., IPU mengataka, bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk menjawab kehawatiran beberapa masyarakat yang menghawatirkan alumni Politeknik dalam bekerja. Dirinya menghadirkan dua orang pakar pendidikan, yakni Prof Zamrun dan Mohammad Nurdin.
Direktur Polman yang berbicara tentang kepoliteknikan secara subtantif dan Prof Zamrun atau Rektor UHO memberikan penguatan kepada masyarakat betapa pentingnya politeknik membangun daerah berbasis kolabarasi.
Kata dia, kolaborasi PTVM dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dalam hal pendidikan vokasi itu sangat penting karena dapat menjaga relevansi pendidikan vokasi, bahwa selama ini PTVM berkolaborasi dan sinergi yang kuat antara satuan pendidikan vokasi, seperti PTVM dan pemerintah daerah, dapat menjaga relevansi pendidikan vokasi.
“Upaya tersebut juga dalam rangka menyiapkan peserta didik yang memiliki keahlian tertentu dan profesional sebagai bekal memasuki dunia kerja. Tradisi Studium Generale akan dilaksanakan secara rutin oleh PTVM. Keberadaan PTVM diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah Sultra sehingga dapat diserap dengan baik oleh industri baik di Sultra maupun di luar Sultra,” ujarnya.
Senada, Direktur Politeknik Manufaktur Bandung mengungkapkan, pendidikan vokasi berperan penting dalam mencetak lulusan yang akan mendukung proses hilirasi dan industrialisasi perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karena Hilirasi dan industrilaisasi memerlukan lebih banyak tenaga terampil yang memiliki skill terapan yang siap bekerja.
Pendidikan vokasi berperan mencetak SDM yang dibutuhkan pada hilirasi dan industrialisasi tersebut. Hilirasi dan industrlialisasi ini tentunya bertujuan meningkatkan perekonomian Indonesia dan kesejahteraan masyarakat secara umum.Maka dari itu penting bagi penyelenggaran pendidikan tinggi vokasi dan mahasiswa vokasi untuk melaksanakan tugas dan perannya dalam proses pembelajaran dengan serius dan maksimal.
Demi mendukung peningkatan perekonomian Indonesia secara umum dan kesejateraan tiap-tiap individu peserta didik. Selanjutnya menurut Nurdin, pendidikan vokasi di daerah dapat dioptimalkan mendukung agenda ekonomi daerah. Kolaborasi pemerintah daerah, institusi pendidikan vokasi, dan kalangan industri dibangun mempersiapkan SDM yang selaras perkembangan ekonomi sebagai bagian dari pemerintah daerah.
Sambungnya, perlu menyadari bahwa penyelenggaraan pendidikan vokasi baik di level SMK maupun perguruan tinggi vokasi seperti politeknik sangat diperlukan dalam menjawab kebutuhan pasar, sekaligus menghadapi era kompetisi seperti saat ini. Pemerintah daerah berperan penting dalam penguatan pendidikan vokasi, sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan satuan pendidikan vokasi diharapkan akan menjaga relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan daerah tersebut.
“Kolaborasi dan sinergi dari semua pihak itu sangat berkontribusi bagi pembangunan bangsa untuk mempersiapkan generasi emas pada 2045 mendatang,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor UHO, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc menjelaskan, UHO sebagai universitas negeri secara de facto memayungi seluruh perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara (Sultra). PTVM adalah perguruan Tinggi termudah dengan berbagai aktivitas kepoliteknikan telah membuat program akademis melalui kuliah umum seperti ini,
Oleh karena itu, UHO akan selalu siap mendukung PTVM demi kebaikan perkembangan pendidikan di Sultra. Lanjutnya, Sultra membutuhkan tenaga terampil, berpengetahuan yang punya dedikasi untuk mengelolah Investasi PMDN 35% dari industri pengolahan batu bara, logam dasar, dan lainnya.
Sehingga, kebutuhan tenaga terampil vokasi di industri ini sangat tinggi.Tidak bisa dipungkiri bahwa pengangguran di Sultra lulusan vokasi masih ada sekitar 8%, yg disebabkan oleh beberap factor, antara lain bisa karena tidak mau bekerja , bisa karena memang kompetensinya tidak sesuai dengan kebutuhan industry, atau bisa juga karena factor job descbtion yang tidak jelas.
Dari data tentang pengguran berpendidikan tinggi di sultra 27% dari 3 juta penduduk . Dari jumlah pengangguran tersebut menjadi salah satu tantangan besar terhadap perguruan tinggi . Salah satu yang perlu dipikirkan adalah mengubah dan menyesuaikan kurikulum pendidikan tinggi vokasi untuk beradaptasi menyiapkan SDM lulusan yang memiliki kompetensi yg dibutuhkan industri, kompentensi yg sesuai, dan tingkat keandalan yang sesuai dengan lapangan kerja yang ada.
“Artinya,tugas pendidikan Vokasi diharapkan dapat membuat “Resep” bersama, yaitu kurikulum yang dapat menyambungkan kompetensi lulusan vokasi dengan kebutuhan industri,” pungkasnya. (red)