HaluoleoNews.ID, KENDARI- Sebanyak tiga dosen Fakultas Farmasi (FF) Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan Sosialisasi Pencegahan, Pengobatan Stunting dan Cacingan melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), bertempat di Kantor Lurah Kambu, Kec. Kambu, Kota Kendari, Kamis (15/6/2023).
Adalah, Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat yang juga menjabat sebagai Dekan FF UHO, Prof. Dr. Ruslin, M.Si, dengan beranggotakan Nurul Hikmah, S.Farm., M.Pharm. Sci dan Irvan Anwar, S.Farm., M.Si., Apt.
Ketua Tim PKM FF UHO, Prof. Dr. Ruslin, M.Si mengatakan, bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di Kel. Kambu terkait pentingnya pencegahan stunting. Selain itu, dimaksudkan mendukung peningkatan kesehatan (Promotif) dan pencegahan penyakit (Preventif) pada ibu hamil dan anak- anak yang bermukim di Kel. Kambu.
Prof Ruslin menjelaskan, stunting merupakan kondisi dimana terjadi gangguan pada masa pertumbuhan dan perkembangan akibat dari kuranngaya gizi kronik dan infeksi berulang. Hal ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada dibawah kisaran normal yaitu kurang dari -2 standar deviasi (<-2SD).
Sebut Prof Ruslin, stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kurangnya asupan gizi pada bayi ataupun karena infeksi bakteri/virus pada bayi.
“Kondisi ini menyebabkan balita akan mengalami penghambatan pertumbuhan fisik dan kognitif yang berakibat pada bentuk fisik tubuh dan pola pikir anak dalam penyelesaian masalah,” ujarnya. Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terdapat prevalensi stunting pada tahun 2018 berdasarkan status gizi yaitu 2,67% dengan kategori balita sangat pendek dan kategori balita pendek sebesar 5,25 %,” ujarnya.
Prof Ruslin menuturkan, angka tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2019 berdasarkan status gizi indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) yaitu kategori balita sangat pendek sebesar 3,25% dan kategori balita pendek sebesar 13,67 %.
Sementara itu, Anggota PKM FF UHO, Nurul Hikmah, S.Farm., M.Pharm. Sci menambahkan, bahwa edukasi dan sosialisasi stunting terdiri dari 2 bagian, yaitu pembagian leaflet kepada para ibu dan anak-anak peserta Posyandu (pos pelayanan terpadu) dan ibu hamil serta penyampain materi terkait stunting.
“Penyampaian materi dilakukan secara langsung kepada ibu-ibu hamil dan ibu serta anak peserta posyandu. Penyampaian materi disambut baik oleh peserta dengan ada umpan balik berupa pertanyaan kepada tim PKM,” ucapnya.
Nurull Hikmah mengungkapkan, ada 10 cara mencegah stunting pada anak usia dini, sebut dia, nutrisi yang cukup di masa kehamilan; Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di 6 bulan pertama bayi; Memperkenalkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) di waktu yang tepat.
Selanjutnya, kebiasaan menjaga kebersihan; Akses terhadap air bersih; Pendidikan dan kesadaran; Biasakan aktivitas fisik; Camilan bernutrisi; dan Tidur yang cukup. (red)