HaluoleoNews.ID, KENDARI- Tim Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) di Desa Tanea Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Sabtu (27/5/2023).
Tim PKMI ini diketuai oleh Dr. Ir. Rahayu M., MP., dan beranggotakan Prof. Dr. Ir. Andi Nurmas, MP., Dr. Ir. Idrus Salam, MSi., Ir. Syair, MP., dan Dr. Asmar Hasan, SP., MP. Tim Pengabdian tersebut menyasar warga Desa Tanea khususnya kelompok tani tanaman sayuran.
Ketua Tim PKMI FP UHO, Dr. Ir. Rahayu M., MP mengatakan, bahwa untuk menyukseskan kegiatan pengabdian ini pihaknya berkerjasama dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kec. Konda. PKMI ini mengangkat tema “PKMI Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Diagnosis Gangguan Kesehatan Tanaman Sayuran”, kepada kelompok tani sayuran yang berada di Desa Tanea.
Dr Rahayu menjelaskan, bahwa Desa Tanea memiliki potensi lahan yang cocok untuk budidaya tanaman sayuran dan menjadi salah satu sentra produksi tanaman sayuran di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Keberadaan organisme pengganggu tanaman (OPT) di pertanaman dapat menyebabkan gangguan kesehatan tanaman, sehingga menjadi salah satu kendala dalam budidaya tanaman sayuran.
“Petani membutuhkan informasi yang tepat mengenai penyebab dari gangguan tersebut, hal ini bertujuan agar teknik pengendalian yang dilakukan nantinya juga tepat. Selama ini, petani umumnya mendapatkan informasi dari penyuluh pertanian setempat atau berdasarkan pengalaman kawan-kawan petani yang lain,” ujarnya yang juga Dosen Jurusan Proteksi Tanaman FP UHO, Jumat (2/6/2023).
Oleh karena itu, sambung Dr Rahayu, dalam kegiatan pengabdian kali ini, selain melakukan sosialisasi dan diskusi dengan petani terkait masalah kesehatan tanaman sayuran yang dibudidayakan, Tim PKMI juga mengenalkan salah satu aplikasi digital berbasis ponsel pintar yang dapat membantu petani untuk melakukan diagnosis awal penyebab gangguan kesehatan tanamannya.
Di era teknologi informasi (TI) digital saat ini, semestinya informasi mengenai gangguan kesehatan tanaman menjadi lebih mudah diakses oleh petani sehingga teknik pengendalian yang akan diterapkan menjadi tepat.
“Respon petani umumnya baik, namun perlu ada tindak lanjut pada kegiatan-kegiatan lapangan selanjutnya agar petani menjadi lebih tahu dan paham mengenai teknik diagnosis gangguan kesehatan tanamannya,” pungkasnya.
Selain itu, Tim PKMI FP UHO ini juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua dan Staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UHO, Dekan FP UHO, Ketua dan Anggota BPP Kec. Konda, Kelompok Tani Mitra Desa Tanea, dan mahasiswa Jurusan Proteksi Tanaman UHO yang turut membantu menyukseskan kegiatan lapangan tersebut. (red)