HaluoleoNews.ID, KENDARI- Pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Digital (USBD) di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Kendari baru saja berakhir dengan sukses, tentu USBD ini memberikan kesan yang baik dan positif bagi pimpinan SD dan SMP di Kota Lulo itu.
Tidak terkecuali dengan, Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 84 Kendari, Jumia S.Pd. Dirinya mengungkapkan, bahwa USBD yang diselenggarakan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora) Kendari ini sangat efektif dan efisien dalam menghemat anggaran sekolah.
Sebut dia, Kalau di sekolah yang dipimpinnya dahulu menggunakan 14 pengawas saat ujian memakai kertas karena mempunyai 7 Rombongan Belajar (Rombel). Sekarang USBD ini, pihaknya hanya memakai 7 pengawas dalam 7 Rombel.
Apalagi sejak digelar tiga tahun terakhir, kata Jumia, USBD ini juga sangat memudahkan peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, apabila dibandingkan dengan menggunakan kertas.
“Terus terang saja, USBD ini lebih efektif dan efisien dari segi pembiayaan. Kalau dulu satu ruangan pengawas harus dua, sekarang dengan USBD ini satu ruangan membutuhkan satu pengawas saja. Tetapi memang dipilih guru yang menguasai teknologi, karena ketika peserta didik mengalami kendala dalam mengerjakan soal mereka bisa bertanya kepada pengawas,” ujarnya baru- baru ini.
Ia menuturkan, walaupun USBD ini efektif dan efisien dalam segi anggaran dan memudahkan peserta didik dalam mengerjakan tugas, bukan berarti USBD ini tidak memiliki kendala. Beber dia, kendala yang biasa dihadapi USBD ini terkait dengan jaringan internet.
Sehingga, sambung dia, persoalan tersebut bisa menjadi catatan bagi Dikmudora Kendari, agar pelaksanaan USBD selanjutnya di Kendari dapat berjalan dengan lancar dan kendala- kendalanya dapat dicegah dan diminimalisir dengan baik.
“Saya berharap, pelaksanaan USBD tahun depan dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Apalagi memang penggunaan teknologi tersebut sejak kelas 5 peserta didik sudah menggunakannya saat asesmen, sehingga kelas 6 peserta didik tidak kaget lagi,” pungkasnya. (red)