HaluoleoNews.ID, KENDARI- Sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitar dan permasalahan lingkungan global, Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) membentuk dan melantik pengurus Bank Sampah di kampus merah maron yang berjuluk SEKSI (Santun dan beretika, Elok dan nyaman, Kreatif dan Inovatif, Sejahtera dan harmonis, Idaman dan berdaya saing), bertempat di Gedung WTC Unsultra, Rabu (27/9).
Adanya kepengurusan dan dilantiknya pengurus Bank Sampah, Rektor Unsultra, Prof Andi Bahrun saat ini yakin semakin meningkatkan akademik atmosfir yang peduli lingkungan khususnya sampah dan berharap lingkungan kampus yang selama ini masih ditemukan sampah yang bukan pada tempatnya, dengan adanya unit atau organisasi mahasiswa pengelola Bank Sampah di kampus dipimpinnya akan menimbulkan kesadaran akan pentingnya lingkungan dan pengelolaan sampah mandiri agar tercipta lingkungan bersih serta akademik atmosfir tumbuh sehingga mendukung terwujudnya Unsultra yang maju, unggul dan bermartabat.
“Semoga para mahasiswa Unsultra benar-benar bisa melestarikan lingkungan kampus tanpa adanya polusi dan sampah. Secara perlahan kita membuat infrastruktur pendukungnya, misalnya membangun Raungan Bank Sampah, membentuk dan melantik pengurusnya, mengadakan tempat- tempat pembuangan sampah. Unsultra telah menjalin kerjasama dengan Naturevolution dan Dinas Lingkungan Hidup serta telah menyelenggarakan beberapa kegiatan antara lain seminar lingkungan dan pengelolaan sampah kota, workshop pengelolaan sampah mandiri dan juga mendapat bantuan bak sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Kendari ,” ujarnya seusai pelantikan pengurus bank sampah.
Tidak dipungkiri sambung Prof Andi, sebelumya kampus yang berlokasi di Jl. Kapten Piere Tendean ini dulunya kurang bersih dan nampak kumuh, tetapi saat ini kampus yang dipimpin Prof Andi ini secara berangsur- angsur mulai menuju lingkungan bernuansa bersih dan asri.
Prof Andi berharap, civitas akademika khususnya mahasiswa jika menemukan sampah dan ada sampah dari dirinya, maka perlu dilakukan 3 R yaitu Rethinking (berpikir ulang) artinya mulai berpikir, sampah ini mau dibuang dimana dan apa dampaknya kalau sampah ini dibuang sembarang tempat serta membuang sampah pada tempatnya, lalu Reuse artinya bagaimana sampah dapat digunakan Kembali atau kemungkinan lain Recycle artianya bagaimana sampah agar dapat didaur ulang.
Prof Andi berharap kampus mulai memikirkan bagaimana sampah ini bisa digunakan Kembali (reuse), dan terakhir atau ketiga bagaimana sampah ini bisa didaur ulang (Recycle) dengan melakukan kajian dan workshop secara berkelanjutan dengan melibatkan para pihak. Oleh karena itu hari ini (red) ada juga ditandatangani nota kepakatan kerjasama pimpinan fakultas dengan Naturevolution.
“Harapan saya juga dengan hadirnya Bank Sampah ini, Ketua Prodi lingkup Unsultra bisa melihat potensi dari sampah ini menjadi bahan kajian dan merupakan peluang tumbuhnya kreativitas dan inovasi bagi mahasiswa dalam melestarikan lingkungan. Misalnya Ketua Prodi Kewirausahaan bisa menjadikan sampah ini sebagai potensi usaha, lahirnya bisnis digital, dan perwakilan FKIP bisa melakukan edukasi juga yang kaitannya dengan sampah ini serta Fakultas Teknik bagaimana sampah bisa menjadi sumber energi alternatif dan seterusnya,” ucapnya.
Selain itu Prof Andi memberikan tantangan kepada pengurus Bank Sampah untuk segera menghitung jenis sampah dan volume sampah yang ada di Unsultra agar dapat dicarikan solusinya secara bersama- sama. Apalagi Naturevolution dan Unsultra mempunyai komitmen yang sama agar bagaimana sampah dapat dikelola dengan baik secara mandiri, serta terus diadakan kegiatan- kegiatan lainnya seperti pelaksanaan seminar lingkungan, dan workshop pengelolaan sampah serta berbagai kegiatan edukasi dan adovokasi lainnya termasuk dengan para
pihak.
Tentu ini juga merupakan peluang dalam implementasi Tridharma Perguruan Tinggi misalnya, program penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat khususnya terkait pengelolaan sampah. Sampah organic yang didaur ulang menjadi pupuk atau sumber energi. Kemudian sampah anorganik (plastik) bisa dikelola menjadi kerajinan dan menjadi bahan- bahan yang bermanfaat serta bisa ditukarkan ke bank sampah dan seterusnya.
“Pasca pelantikan ini, mereka (pengurus bank sampah) segra tancap gas, rawat komitmen, akan di training terlebih dahulu agar mampu mengelola sampah dengan baik dan benar. Semoga dengan adnaya pengelola bank sampah ini akan bermunculan pahlawan-pahlawaun lingkungan handal,” pungkasnya. (red)