Enam Dosen FKM UHO Mengabdi dan Edukasi Kesehatan Tentang Stunting kepada Masyarakat di Desa Tanjung Tiram

HaluoleoNews.ID, ANDOOLO- Enam dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Halu Oleo (UHO) yang tergabung dalam Tim Program Desa Binaan Terintegrasi Pengabdian Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menggelar edukasi kesehatan tentang pencegahan stunting di Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara (Morut), Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Selasa (30/5/2023).

Adalah, Prof. Dr. H. Ruslan Majid, M.Kes sebagai ketua tim; dan Prof. Dr. Yusuf Sabilu, M.Si; Dr. Jafriati, S.Si., M.Si; Yasnani, S.Si., M.Kes; Lisnawaty, S.K.M., M.Kes; dan Nurmaladewi, S.KM., M.P.H sebagai anggota.

Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) FKM UHO, Prof. Dr. H. Ruslan Majid, M.Kes mengatakan, bahwa edukasi kesehatan tentang stunting di Desa Tanjung Tiram Kec. Morut, Kab. Konsel dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para ibu hamil dan yang memiliki bayi, dan anak balita berusia 2 tahun, agar bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya stunting kepada anak dengan pemberian asupan gizi yang cukup.

Penyerahan modul dan leaflet oleh Tim PKM FKM UHO kepada pihak Kec. Morut.

Prof Ruslan menuturkan, diketahui Desa Tanjung Tiram ini merupakan salah satu desa yang berada di Kec. Morut yang terancam atau beresiko stunting. Sehingga sambungnya, Tim PKM FKM UHO ini bergerak cepat berkerjasama dengan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat untuk memberikan edukasi berupa penyuluhan kepada masyarakat.

“Alhamdulillah, Pengabdian kepada masyarakat (PKM) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Halu Oleo (UHO) dengan Pemdes Tanjung Tiram berjalan dengan lancar, ditambah antusias masyarakat begitu sangat besar,” ujarnya.

Sementara itu, Salah Satu Anggota Tim PKM yang juga sebagai Ketua Program Studi (Prodi) Gizi FKM UHO, Lisnawaty, S.K.M., M.Kes menambahkan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya (kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir), tetapi baru tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Penyerahan modul dan leaflet oleh Tim PKM FKM UHO kepada pihak Kapus Morut.
Penyerahan modul dan leaflet oleh Perwakilan PKM FKM UHO kepada Kapus Morut.

Ia menjelaskan, penyebab terjadinya stunting pada anak ada beberapa faktor, adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), gizi ibu dan praktik pemberian makanan yang buruk, masih terbatasnya layanan Ante Natal Care (ANT) dan Post Natal Care (PNC), masih kurangnya akses makanan bergizi, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Sedangkan untuk ciri- ciri anak yang mengalami stunting yakni pertumbuhan gigi terlambat; wajah tampak lebih muda dari usianya; performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar; pertumbuhan melambat, usia 8-10 tahun anak menjadi pendiam, tidak banyak melakukan eye contact; dan tanda pubertas terbatas.

Sedangkan, dampak stuntingnya sendiri mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, saat tua berisiko terkena penyakit berhubungan dengan pola makan, fungsi- fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi dan postur tubuh tak maksimal saat dewasa.

Pemberian edukasi kesehatan tentang stunting.

“Untuk tiga komponen utama penanggulangan stunting, yakni harus memperhatikan  pola asuh, pola makan, dan air bersih sanitasi. Pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktek pemberian makan bayi dan anak; untuk pola makan, rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta terakhir rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk akses sanitasi dan air bersih,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, dalam pemenuhan asupan gizi kepada anak balita tidak perlu makanan yang mahal, mengingat semua yang dibutuhkan balita atau bayi tersebut cukup banyak tersedia di desa seperti telur, udang, kepiting, dan sayur- sayuran yang cukup tersedia di desa.

Mengukur panjang badan bayi dan balita.

Diketahui, seusai pemberian materi edukasi kesehatan tentang pencegahan stunting kepada anak balita dilanjutkan dengan sesi tanya jawab  peserta tampak  begitu antusias. Kegiatan tersebut dihadiri, diantaranya Camat Morut yang diwakili Kepala Urusan (Kaur), Abdurrahman, S.Sos; Kepala Pusat Kegiatan Masyarakay (Puskesmas) Morut, Aswan; Kepala Desa (Kades) Tanjung Tiram, Habir. (red)

Follow Publikasi Kami di Google News: Klik Haluoleo News    

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *