HaluoleoNews.ID, KENDARI- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengapresiasi dan memberikan respon positif terhadap pelaksanaan Seminar Nasional yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) 2023.
Bertajuk “Ekonomi Biru: Tantangan dan Strategi Hilirisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sektor Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan”, di Claro Hotel Kendari, Kamis (19/10/2023).
Menurut Wakil Ketua Bidang Perencanaan Wilayah Kadin Sultra, Sukarni Ali Madya, bahwa pemahaman terkait ekonomi biru ini memang belum dipahami secara utuh oleh masyarakat. Sehingga dalam ekploitasi untuk penangkapan ikan atau kegiatan- kegiatan nelayan itu belum memahami adanya perilaku – perilaku yang dapat merusak terkhusus ekosistem laut.
“Tadi kita sudah sama- sama mendengar bahwa ekonomi biru ini penting sekali dalam hal pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) laut khususnya yang berwawasan lingkungan. Dalam hal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Makanya sambung dia, Kadin Sultra dengan adanya seminar nasional ini merasa senang mengingat adanya keterlibatan dari pada pelaku – pelaku hasil laut sehingga mereka bisa memahami betul kaidah- kaidah yang menjadi aturan- aturan yang telah ditetapkan oleh pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Lanjutnya, dalam ekonomi biru sendiri pada dasarnya tantangan yang ada hari ini adalah menyangkut masalah SDM nelayan itu yang masih terbatas. Harapan kedepan dengan adanya seminar ini bisa membuka ruang untuk pendidikan dan pelatihan bagi nelayan.
Sehingga mereka (nelayan) memahami betul bagaimana cara melakukan penangkapan ikan yang baik dan benar. Tidak dipungkiri, masih banyak pelaku- pelaku usaha dalam hal ini para penangkap ikan itu yang melakukan eksploitasi yang berlebihan.
“misalnya mereka (nelayan) melakukan penangkapan ikan dengan berbagai macam metode diantaranya dengan melakukan pengeboman, jelas ini bisa membunuh habitat ataupun terumbu karang sehingga ketersediaan ikan itu dikemudian hari akan jadi berkurang,” ucapnya.
Selanjutnya, dengan adanya seminar nasional ini bisa menggugah perhatian pemerintah dalam hal penyediaan Sarana Prasarana (Sapras) untuk alat tangkap ikan.
“Kadin Sultra menganggap Seminar Nasional ini merupakan program yang sangat baik, karena dengan adanya ekonomi biru ini bisa memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat dalam hal penangkapan ikan yang berwawasan lingkungan,” pungkasnya.
Kadin sendiri menganggap ini merupakan program yang baik karena dengan adanya ekonomi biru ini bisa memberikan masukan kepada pemerintah daerah dan masyarakat dalam hal melakukan penangkapan ikan itu yang berwawasan lingkungan. Dengan adanya program hilirisasi perikanan maka nelayan akan mendapatkan nilai tambah dari proses industrialisasi tersebut.
Selama ini para nelayan menangkap ikan untuk dijual dan komsumsi saka, tetapi dengan adanya progran hilirisasi industri perikanan maka nelayan mempunyai kepastian dalam hal pemasaran ikan.
“Karena dalam proses hilirisasi industri ikan akan menjadi bahan komsumsi lain yang lebih bernilai tinggi, misalnya ikan kaleng, ikan filet, ikan asap dan lain- lain. Kemudian membuka lapangan kerja baru khusus untuk industri rumah tangga,” pungkasnya. (red)