Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Insulin adalah hormon yang mengatur glukosa darah. Hiperglikemia, juga disebut peningkatan glukosa darah atau peningkatan gula darah, adalah efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.
Indonesia merupakan negara yang menduduki rangking ke- 4 dari jumlah penyandang diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Selain itu, hasil Riskesdas 2018 menunjukan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka ini menunjukan bahwa baru sekitar 25% penderita diabetes yang mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes. Penyakit DM merupakan ranking keenam penyebab kematian di Dunia, hal ini diungkapkan oleh dunia World Health Organization (WHO). Data yang didapatkan bahwa kematian yang disebabkan karena diabetes ada sekitar 1,3 juta dan yang meninggal sebelum usia 70 tahun sebanyak 4%.
Permasalahan yang ada saat ini terkait penyakit DM adalah sebagian besar (sekitar 3 diantara 4 orang) penderita DM tidak menyadari kalau dirinya menderita penyakit DM dan kurangya kesadaran klien terhadap kontrol berkala.
Menurut hasil survei oleh Kemenkes RI, diabetes pada orang sehat ternyata lebih dari 2/3 orang tidak mengetahui bahwa mereka menderita diabetes. Artinya fenomena diabetes seperti “fenomena gunung es”, dimana yang menderita diabetes jauh lebih banyak dibandingkan yang sudah diketahui diabetes.
Sebelum jatuh menjadi diabetes, seseorang akan mengalami fase pradiabetes. Pada kondisi ini sebenarnya sudah ada tanda-tanda seseorang mengalami diabetes namun sering kali tidak disadari. Padahal, di tahap ini pasien masih masih bisa disembuhkan, namun karena ketidaktahuan terhadap gejala diabetes, hanya dibiarkan dan akhirnya sulit untuk dikendalikan.
Perlu diketahui, penyakit diabetes tidak hanya disebabkan pola hidup yang kurang sehat. Tapi, diabetes juga bisa terjadi karena keturunan. Artinya setiap orang berpotensi mengalami diabetes manakala diikuti dengan gaya hidup yang buruk seperti kurang aktivitas fisik, kegemukan, hipertensi, merokok, dan diet tidak seimbang.
Yang penting untuk kita perhatikan sebagai masyarakat yaitu bagaimana pentingnya pola hidup sehat dan deteksi dini terutama bagi yang berisiko tinggi terkena diabetes. Cara ini jauh lebih efisien dan efektif daripada menunggu saat kita sudah jatuh sakit.
Terdapat banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya diabetes. Diantaranya yaitu.
Pertama, menerapkan pola makan sehat. Membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kalori, dan lemak, misalnya makanan olahan, kue, es krim, dan makanan cepat saji.
Batasi asupan gula hanya sebesar 50 gram (4 sendok makan) setiap harinya. Sebagai gantinya, perbanyak konsumsi sayuran, buah, kacang, dan biji-bijian yang mengandung banyak serat dan karbohidrat kompleks.
Untuk yang suka ngemil, sebaiknya pilih camilan sehat, seperti susu, yoghurt rendah lemak dan gula, serta kacang-kacangan yang direbus tanpa garam. Selain itu, hindari minuman bersoda atau jus buah kemasan yang memiliki kadar gula tinggi dan perbanyak minum air putih.
Kedua, menjalani olahraga secara rutin.Olahraga rutin dapat membantu tubuh menggunakan hormon insulin dengan lebih efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol. Dengan begitu, Anda bisa terhindari dari penyakit diabetes.
Sempatkan waktu berolahraga minimal 30 menit sehari. Olahraga jenis apa pun, asalkan dilakukan dengan rutin, bisa menjadi cara yang efektif untuk mencegah diabetes.
Ketiga, menjaga berat badan ideal. Berat badan ideal dapat ditentukan menggunakan kalkulator BMI. Jika nilai BMI tubuh Anda tinggi hingga melebihi batas normal, maka bisa saja Anda mengalami obesitas. Kondisi ini merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena diabetes. Jadi, penting untuk selalu menjaga berat badan agar tetap ideal.
Keempat, Mengelola stres dengan baik. Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini karena saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon stres (kortisol) yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Tidak hanya itu, saat stres tubuh juga akan cenderung lebih mudah lapar dan terdorong untuk makan lebih banyak. Oleh sebab itu, Anda harus pandai dalam mengelola stres agar tidak melampiaskannya pada makan atau ngemil secara berlebihan.
Kelima, melakukan pengecekan gula darah secara rutin. Pemeriksaan gula darah secara berkala ke dokter. Tes gula darah penting dilakukan untuk memonitor kadar gula darah dan mendeteksi dini penyakit diabetes.
Bagi Anda yang sehat dan tidak berisiko tinggi terkena diabetes, maka pemeriksaan gula darah dapat dilakukan setahun sekali.
Namun, jika Anda tergolong yang berisiko tinggi terkena diabetes, seperti berusia 40 tahun ke atas, memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke, obesitas, atau memiliki riwayat keluarga menderita diabetes, maka dokter mungkin akan menyarankan tes gula darah dilakukan lebih sering.
Selain langkah-langkah di atas, juga perlu menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak sehat lainnya, seperti berhenti merokok, membatasi konsumsi minuman beralkohol atau bersoda, serta tidur yang cukup setidaknya 7 jam setiap hari. Tentunya ini penting untuk diterapkan melihat diabetes merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia.